PEMBAHASAN
Permasalahan
di indonesia sudah sangat terlalu banyak dari segala aspek bidang seperti
dibidang ekonomi, politik dan sosial budaya. Pada kali ini saya akan membahas
salah satu masalah dibidang ekonomi mengenai subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM)
yang mungkin sampai saat ini belum menemukan solusi yang tepat untuk rakyat.
BBM (Bahan Bakar Minyak) adalah minyak mentah yang berasal dari perut bumi yang
sangat penting karena hampir seluruh orang menggunakan bbm untuk kebutuhan
transportasi mereka. Indonesia merupakan salah satu negara yang kaya akan
sumber daya alam tambangnya, salah satunya adalah minyak bumi.
Banyak
sekali di daerah indonesia yang menghasilkan banyak minyak mentah seperti Riau
didaerah ini mengahasilkan minyak minas yang merupakan salah satu minyak yang
berkualitas paling baik di indonesia, Kalimantan Timur, Laut Jawa, Kepulauan
Riau, Jawa Timur, Sumatra Selatan, Jambi, lalu Papua yang tidak hanya keindahan
eksotis pemandangan alamnya saja yang dibalik keindahan alamnya itu menyimpan
potensi minyak yang cukup besar.
Akan
tetapi dengan kekayaan alam yang dimiliki tidak menjamin harga bahkan
ketersedian BBM didalam negeri menjadi murah dan mudah untuk didapatkan. Pemerintah
kembali akan menaikkan harga BBM. Setelah tahun sebelumnya pemerintah sempat
beberapa kali menaikkkan harga BBM. Hampir setiap tahun indonesia selalu
dipusingkan oleh urusan mengenai kenaikan BBM yang selalu melebihi angka yang
sudah ditetapkan dalam Anggaran Pembelanjaan Belanja Negara (APBN).
Kelangkaan
BBM terparah di Indonesia terjadi pada tahun 2000. Pada tahun 2005 Indonesia
dilanda lagi dengan kelangkaan BBM yang kemudian kejadian itu terulang kembali
pada tahun 2008 hingga pada tahun 2013 ini. Padahal seperti kita ketahui bahwa
indonesia merupakan pengahasil minyak terbesar di dunia dengan menempati posisi
ke 21 akan tetapi hal itu tidak menjamin harga BBM didalam negeri menjadi
murah. .
Perkembangan
dunia semakin cepat dan pesat setiap tahunnya begitu juga dengan perusahaan
otomotif yang memproduksi ratusan kendaraan bermotor dan mobil setiap tahunnya
sebagai alat transportasi untuk menunjang aktifitas keseharian. jumlah
kendaraan semakin meningkat dari waktu ke waktu. Banyaknya kendaraan yang
diproduksi menyatakan semakin banyak pula masyarakat yang membutuhkan bahan
bakar minyak untuk pengguna kendaraan setiap harinya.
Jika kita
lihat dari sisi kenyamanan dalam berkendaraan umum, terkadang orang untuk
memenuhi kebutuhan dasar atau pokok saja gagal, sudah pasti kriminalitas akan,
jika kemudian kriminalitas menjadi naik, pasti masyarakat merasa tidak aman, jika
jalan - jalan saja harus merasakan kekhawatiran pencurian, perampokan,
penjambretan dll. apakah aspek ini sudah benar - benar dipikrkan oleh
pemerintah, jika kenaikan BBM justru menjadi sebuah bahan bakar terjadinya
ketidakpercayaan kepada pemerintah, jika kenaikan BBM menjadi sebuah pemicu
munculnya kerusuhan secara masal, masihkah menaikkan BBM menjadi satu - satunya
pilihan?
Salah satu
bahaya yang paling ditakuti dari sebuah rasa ketidakamanan dan ketidaknyamanan
adalah rasa frustasi, jika kekecewaan ini mencapai puncak yang tidak dapat
ditahan oleh manusia maka akan terjadi kerusuhan, kriminalitas, kejahatan akan
menjadi sebuah berita rutin yang didengar paska kenaikan harga BBM, tetapi
tidak ada sebuah kejadian pun yang tidak menimbulkan dampak.
Oleh karena itu sudah pasti orang akan lebih memilih untuk berkendaraan pribadi
saja.
Berbagai pilihan diberikan kepada masyarakat.
Masih ingat saat pemeerintah berusaha ‘merayu ‘ Majelis Ulama Indonesia (MUI)
mengeluarkan fatwa haram bahan bakar minyak (BBM) subsidi untuk orang yang
mampu atua orang kaya? Itu salah satu
saja yang mewujudkan rencana menaikkan harga BBM subsidi. Selain memasang
spanduk mengenai BBM disetiap sudut
sudut pengIsian bahan bakar (SPBU). Namun keinginan pemerintah untuk
membatasi pembelian BBM subsidi sering
sekali batal untuk dilaksanakan. Bukan berarti rencana tersebut berhenti. Niat
pemerintah membatasi pembelian atau menaikkan harga BBM subsidi tidak pernah
berhenti.
Setelah
tertunda cukup lama akhirnya pemerintah menempuh kebijakan pengurangan subsidi
BBM secara bertahap yang dimulai dengan menaikkan harga pertamax dan pertamax
plus serta gas elpiji. Soal kebijakan pengurangan subsidi BBM sempat memuncul
penolakan dari berbagai elemen masyarakat bahkan anggota DPR. Penolakan
masyarakat umumnya hanya mengkhawatirkan kenaikan harga BBM terhadap harga
kebutuhan pokok sehingga akan menambah beban rakyat saja.
Alasan lain yang pemerintah ungkapkan untuk
menaikkan BBM adalah beban Anggaran Pembelanjaan Bulanan Negara (APBN) yang
kian meningkat dengan adanya subsidi tersebut. Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah alat utama pemerintah untuk
mensejahterakan rakyatnya dan sekaligus alat pemerintah untuk mengelola
perekonomian negara. Menurut (sumber
koran kompas), dalam APBN 2013 pemerintah memberikan perincian biaya
subsidi listrik sebesar Rp. 80,9 triliun dan subsidi untuk BBM sekitar Rp.
193,8 triliun. Tetap saja dengan dana pensubsidian BBM sebesar Rp. 193,8
triliun belum bisa dianggap menjadi salah satu alternatif untuk menjadikan
harga BBM menjadi murah. Ditambah lagi dengan BBM yang susah untuk didapatkan
atau terjadinya kelangkaan sehingga membuat harga BBM menjadi naik. Kalau kita
lihat dengan biaya sebesar Rp. 193,8 triliun yang diberikan pemerintah sama
sekali tidak bisa menutupi kendala yang terjadi di masyarakat.
Anggaran
dari subsisdi yang ada selama ini, seharusnya bisa digunakan untuk kepentingan
langsung kepada masyarakat. Sepertinya
jika jumlah subsidi BBM dalam APBN terus mengalami peningkatan setiap tahun.
Keseimbangan APBN terganggu karena jumlah subsidi yang terlampau besar akan
membawa dampak negatif terhadap perekonomian nasional secara keseluruhan.
PT.
Pertamina sempat akan melonggarkann penyaluran bbm bersubsidi hingga pemerintah
memutuskan menaikkan harga. Menurut direktur utama pertamina hal ini dilakukam
untuk mengurangi antrian kendaraan ditempat penjualan bahan bakar. Seperti
diketahui sebelumnya kelangkaan BBM sudah terjadi di beberapa daerah di
indonesia. Ratusan kendaraan umum banyak yang melakukan aksi mogok karena
pengusaha angkutan umum susah untuk mencari bahan bakar.
Pemerintah
selalu saja menjanjikan untuk mengalokasikan jatah BBM bersubsidi periode mendatang
untuk mengatasi antrian kendaraan di
Stasiun Pengisian Bahan Bakar Minyak. Sehingga pelonggaran bbm yang dilakukan
oleh pertamina ini sudah melampaui kuota yang sudah dikeluarka oleh pemerintah.
Sehingga terlihat bahwa pensubsidian bbm didaerah daerah tidak bisa
disamaratakan .
Kebijakan pemerintah untuk harga bahan bakar
minyak (BBM ) dalam negeri menyebabkan perubahan perekonomian secara drastis.
Kenaikan BBM ini akan menyebabkan tingkat inflasi diindonesia mengalami
kenaikan dan akan mempersulit perekonomian masyarakat yang berpenghasilan
tetap. Jika terjadi kenaikan harga BBM dinegara ini akan sangat berpengaruh
terhadap permintaa (demand) dan
penawaran (supply). Permintaan adalah
jumlah barang yang inin dan mampu di beli oleh konsumen pada berbagai tingkat
harga pada periode tertentu. Sementara penawaran adalah jumlah barang yang
diproduksi dan ditawarkan oleh produsen pada berbagai tingkat harga produsen
pada periode tertentu. Jika terjadi kenaikan
harga BBM, maka akan terjadi inflasi. Terjadinya inflasi ini tidak dapat
dihindari karena bahan bakar, dalam hal ini premium, merupakan kebutuhan utama
bagi masyarakat. Meskipun ada berbagai cara untuk mengganti penggunaan BBM,
tapi BBM tidak dapat dipisahkan dari kehidupan masyarakat sehari-hari.
Inflasi akan terjadi karena apabila subsidi BBM
dikurangi, harga BBM akan naik. Masyarakat lebih menghemat pembelian BBM..
Terutama dalam biaya produksi. Inflasi yang terjadi dalam kasus ini adalah “Cost
Push Inflation”. Karena inflasi ini terjadi karena adanya kenaikan
dalam biaya produksi dan dilihat berdasarkan penyebabnya. Sementara jika
dilihat berdasarkan sumbernya, yang akan terjadi adalah “Domestic Inflation”,
sehingga akan berpengaruh terhadap perekonomian dalam negeri.
Kenaikan harga BBM akan membawa pengaruh terhadap
kehidupan berinvestasi. Biasanya kenaikan BBM akan mengakibatkan naiknya biaya
produksi, naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi. Harga
barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot. Ujungnya
perekonomian tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit semakin
kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya lapangan kerja.
Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Subsidi
pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga. Meskipun negara kita
merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih
membutuhkan impor bahan baku minyak juga ke negara lain. Dengan tidak adanya
kenaikan BBM, subsidi seharusnya disediakan pemerintah lebih banyak. Untuk
menutupi sumber subsidi, salah satunya adalah menaikan pendapatan ekspor.
Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor
komoditas tertentu. Seperti kelapa sawit, karena minyak sawit mentah merupakan
subsidi minyak bumi. pendapatan dari naiknya harga minya kelapa sawit tidak
akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi
minyak.
Rencana
kenaikan harga BBM dengan pilihan dua harga, menimbulkan dampak sangat besar
bagi masyarakat. Rencana itu membuat membuat tidak stabilnya harga kebutuhan
terpenting masyarakat. Banyak sekali pasti yang menolak, sudah pasti dengan
kenaikkan/ penghapusan subsidi BBM akan muncul harga kebutuhan pokok dan biaya
hidup rakyat. Apalagi hasil perhitungan Badan Pusat Statistik (BPS), jika BBM
bersubsidi naik Rp. 500/Liter, secara langsung akan menaikkan jumlah penduduk
miskin.
Belum
lagi dampak tidak langsungnya dengan naiknya biaya transportasi yang
mempengaruhi harga dan jasa. Kelangkaan BBM solar bersubsidi menimbulkan
antrian panjang disepanjang SPBU diberbagai wilayah. Sempat terdengar bahwa
kelangkaan BBM disebabkan karena pencurian dan penyelundupan oleh aparat
negara. Dengan keadaan seperti ini masih ada saja aparat negara yang berlaku
curang dan hanya memikirkan untuk kepentingan komersialnya mereka sendiri aja.
Coba saja kita tengok ke rakyat biasa seperti
Seorang pedagang mengaku kenaikan harga dirasakan paling besar ada pada
bahan pokok seperti telur yang melonjak Rp. 3000 per kg. Dari Rp. 14.000
menjadi Rp. 17.000. Bawang putih dari sebelumnya Rp. 12.000 per kg menjadi Rp.
15.000, Sementara untuk gula dari Rp. 15.000 menjadi Rp. 17.000 per kg dan yang
salah satu bahan pokok yang paling melonjak naik tajam harganya adalah cabe
rawit merah yang harganya dari Rp. 24.000 menjadi Rp. 35.000. (Sumber
Koran Tempo).
Menurut
saya dengan kenaikan harga yang terlalu melunjak membuat rakyat menjadi makin
dipersulit. Sementara ada aparat negara yang melakukan pencurian dan
penyeludupan BBM. Akan tetapi sepertinya pemerintah tidak terlalu serius memerangi
penyeludupan BBM bersubsidi sehingga membuat orang tidak takut untuk
menyelundupkan. Lebih baik pemerintah juga fokus terhadap permasalahan
penyelundupan BBM ini bukan justru menaikkan kuota BBM bersubsidi.
Inilah
Salah satu sebab kenaikan harga bahan pokok itu melonjak karena pasokan
tersendat. Jika permintaan yang semakin sedikit ditambah lagi dengan naiknya
biaya transportasi akibat BBM naik, harga kebutuhan pokok akan makin mahal.
Mungkin sampai sekarang yang dirasakan para konsumen rumah tangga adalah
kenaikan harga cabe dan daging yang sangat naik tajam harganya sehingga membuat
para konsumen harus lebih hemat karena masih banyak keperluan yang masih harus
dipenuhi oleh mereka.
Meskipun
ada dampak negatifnya secara tidak langsung , kenaikan harga BBM juga
menimbulkan dampak positifnya yaitu :
·
Pembangunan nasional akan lebih pesat
karena dana APBN yang awalnya digunakan untuk memberikan subsidi BBM,
jika harga BBM naik, maka subsidi dicabut dan dialihkan untuk digunakan dalam
pembangunan di berbagai wilayah hingga ke seluruh daerah.
·
Mengurangi Pencemaran Udara Jika harga BBM mengalami
kenaikan, masyarakat akan mengurangi pemakaian bahan bakar. Sehingga hasil
pembuangan dari bahan bakar tersebut dapat berkurang, dan akan berpengaruh pada
tingkat kebersihan udara
·
Hematnya APBN (Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara) Jika harga BBM mengalami kenaikan, maka jumlah subsidi yang
dikeluarkan oleh pemerintah akan berkurang. Sehingga Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara dapat diminimalisasi
KESIMPULAN
Sepertinya
terlihat disini jika pemerintah akan menaikkan/menghapuskan subsidi BBM, pemerintah tidak ingin lagi memberikan
subsidi kepada rakyat miskin karena subsidi merupakan hak bagi semua warga negara baik yang kaya maupun yang
miskin. Sehingga pertambahan penduduk miskin akan semakin meningkat. Menaikkan
harga BBM subsidi membuat beban hidup bagi rakyat miskin seperti para nelayan, sopir angkutan umum dan
para pengusaha home industri.
Jadi menurut saya pembatasan konsumsi BBM bersubsidi atau menaikkan harga BBM,
rakyat harus menolak. padahal BBM merupakan milik umum yang harus dikelola
dengan baik oleh negara untuk rakyat.
Kenaikan
harga BBM memang pada dasarnya tidak dapat dipungkiri sehubungan dengan
berbagai faktor-faktor positif dan negatifnya. Meningkatnya hutang akibat
peningkatan ABPN yang harus dialokasikan untuk subsidi BBM. Dengan
mempertimbangkan berbagai aspek, mengenai kebijakan pemerintah untuk melakukan
pengurangan subsidi BBM diharapkan dapat menjadi jawaban atas persoalan ini.
Pemerintah harus berani bersikap bahwa, beban anggaran akan semakin berat kalau
tidak dinaikkan.. Rencana kenaikan harga BBM subsidi telah disambut dengan
berbagai aksi demo besar besaran, mulai dari mahasiswa hingga buruh.
Disini
rakyat berhak untuk menikmati BBM dengan harga murah dan mudah untuk
didapatkan. Pemerintah harus lebih fokus dan inovatif untuk menkontrol dan memperbaiki
ketersedian bbm tersebut sebagai jaminan bahwa barang (juga jasa), khususnya
barang kebutuhan pokok, tersedia di pasaran dan tidak mengalami kenaikan harga.
Selain memperbaiki jalur distribusi, pemerintah juga melakukan operasi ke pasar
pasar tradisional.
Selanjutnya,
penegakan hukum untuk membuat efek jera terhadap orang orang yang melakukan pencurian
atau penyelundupan BBM dan barang kebutuhan pokok lainnya, perlu lebih di
perketat lagi. Dalam kaitan ini, pemerintah perlu lebih serius pengkontrolan dan
evaluasi agar tindakan bisa segera dilakukan terhadap kegiatan-kegiatanyang
merugikan seperti ini. Lalu, untuk menjaga persepsi pasar bahwa inflasi
terkendali, ada baiknya BI tidak terlalu sensitif untuk menaikkan BI Rate, Rate
adalah bunga rata-rata yang dibayarkan kepada saldo
yang belum lunas dalam suatu pinjaman sehingga saldo yang belum dibayarkan
tersebut secara berkala sama dengan nol pada akhir pembayaran.
Sebenarnya ada banyak cara alternatif yang bisa ditempuh pemerintah untuk
menyelamatkan APBN tanpa harus menaikkan harga BBM Seperti Memunculkan bahan
bakar dan kendaraan alternatif. Seiring dengan melonjaknya harga minyak dunia,
muncul berbagai bahan bakar alternatif baru. Yang sudah di ketahui oleh
masyarakat luas adalah BBG (Bahan Bakar Gas). Harganya lebih murah dibandingkan
dengan harga BBM bersubsidi. Ada juga bahan bakar yang terbuat dari kelapa
sawit. Tentunya bukan hal mudah untuk menciptakan bahan bakar alternatif.
Selain itu, akan muncul juga berbagai kendaraan pengganti yang tidak menggunakan
BBM, misalnya saja mobil listrik, mobil yang berbahan bakar gas, dan kendaraan
lainnya.
Sebenarnya
sudah ada seperti murid murid SMK yang mengeluarkan jenis jenis kendaraan yang
memakain bahan bakar seperti gas, dan tenaga surya. Mungkin karena kurangnya
perhatian pemerintah terhadap alternatif. Padahal dengan alternatif itu bisa
menghemat penggunaan bahan bakar minyak. Lalu pada tempat pengisian BBM Seharusnya
melarang untuk pembelian yang memakai dirigen untuk premium, dan dilarang menjual premium
eceran dipinggir jalan, yang diperbolehkan adalah menjual Pertamax di pinggir
saja. Mungkin pada tahun tahun berikutnya
pemerintah bisa mencari solusi lain yang lebih efektif
dan efisien untuk mengatasi dampak kenaikan BBM, agar tidak menambah angka
orang tidak mampu dan bisa mensejahterahkan rakyatnya begitu pula dapat
mengurangi beban rakyat agar bisa memenuhi kebutuhan sehari hari.